Salah (dalam menyalahkan RIM/BlackBerry)

By Budi RahardjoBudi Rahardjo

Tadinya saya mau diam saja mengenai soal perseteruan antara Pemerintah dan Research In Motion (RIM), perusahaan yang mengembangkan BlackBerry. Tapi nampaknya saya harus beropini karena kelihatannya kok makin “lucu” (baca: memalukan).

Singkatnya; menurut saya adalah salah jika Pemerintah menuntut RIM untuk membayar ini dan itu. Kesannya kok Pemerintah menjadi tukang palak (preman).

Mari kita lihat dulu struktur operasional dan bisnis dari layanan BlackBerry yang diberikan oleh RIM ini. Secara umum, gambarannya adalah seperti ini. (Maaf, gambar saya ini terlalu sederhana karena saya belum sempat untuk membuatnya dalam bentuk yang lebih menarik. Any takers?)

Di sebelah kiri adalah pengguna yang menggunakan perangkat BlackBerry. Pengguna berlangganan layanan komunikasi (telepon, akses internet, dan seterusnya) melalui operator. Dalam hal ini operator adalah operator seluler. Operator ini memiliki beberapa layanan (aplikasi), yang mana salah satunya adalah layanan BBM (dan kawan-kawannya) yang diberikan oleh RIM. Pelanggan tidak langsung berhadapan dengan RIM tetapi melalui operator.

Nah, sekarang katakanlah RIM dan operator seluler memiliki kerjasama yang mengatakan bahwa untuk setiap pelanggan RIM mendapatkan $7/bulan. Terserah kepada operator untuk menjualnya kepada pengguna. Operator bisa saja menujalnya dengan harga Rp. 300 ribu/bulan atau Rp 90.000/bulan. Pada kenyataannya para operator ini banting harga. Harga yang terendah yang dia pakai.

Lucunya … sekarang kita (siapa kita di sini? Pemerintah? Operator?) marah-marah ke RIM dengan mengatakan bahwa RIM untung banyak sementara operator rugi. Boleh saya tertawa sebentar? Atau, mungkin ada baiknya saya menangis saja?

Apa salahnya RIM? Dia kan sudah dari awal menetapkan harganya. Lah salah operatornya jika mereka menjual dengan harga bantingan. Mengapa kok ini dipermasalahkan? Jika ini bisnis yang merugi bagi operator, mengapa dipertahankan? Apakah para pimpinan operator ini tidak dipanggil oleh BoD karena decision mereka yang salah? Jika ini memang untuk menarik customer, ya jangan merengek-rengek. Malu.

Oh ya, jika memang RIM tetap mau dipermasalahkan, bagaimana juga dengan layanan aplikasi yang lain? Di sebelah kanan ada banyak aplikasi yang berbayar; misalnya di luar negeri ada  amazon, flickr, blog yang berbayar, dan seterusnya. Oh ya, ada juga layanan iTunes. Nanti dengan semakin populernya iPad (dan tentunya iPhone) jangan-jangan Apple juga ditekan seperti RIM ini. Belum lagi ada aplikasi internet banking, transaksi saham, jual beli, e-commerce, dan sebentar lagi e-procurement. Apa nanti mereka juga akan ditekan seperti RIM karena mereka juga mengambil keuntungan? Belum lagi nanti ada banyak layanan cloud computing.

Jika memang mau dipermasakahkan, maka permasalahkan operatornya, bukan RIM.

Semoga tulisan ini dapat memberikan pencerahan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...